Selasa, 21-10-2025
  • Menuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan Islami
  • Menuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan IslamiMenuju Madrasah Unggul dan Islami

Sosialisasi Permendikdasmen No. 11 dan 13 serta Kurikulum Berbasis Cinta lingkup Civitas MTs At-Taqwa

Diterbitkan : - Kategori : madrasah / Pendidikan

MTs At-Taqwa Maumere (Humas ) — Civitas MTs At-Taqwa Beru Maumere kembali menggelar rapat mingguan madrasah pada Jumat siang (28/07). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh unsur pimpinan, guru, staf tata usaha, serta tenaga kependidikan lainnya.

Dalam agenda kali ini, rapat tidak hanya membahas evaluasi kegiatan pekanan dan pemantapan program pembelajaran, tetapi juga diisi dengan sosialisasi dua peraturan penting yaitu permendikdasmen no 11 dan 13 dan Kurikulum berbasis cinta (KBC).

Sosialisasi disampaikan langsung oleh Hj. Sitti Aisyah, selaku Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum yang sekaligus memperkenalkan konsep Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang sedang digalakkan dalam penguatan karakter siswa di lingkup madrasah.

Dalam pemaparannya, Hj. Sitti Aisyah menekankan bahwa pendidikan yang berlandaskan cinta kasih, penghargaan terhadap perbedaan, dan penghormatan terhadap potensi individual siswa akan menjadi kunci sukses dalam menciptakan madrasah yang ramah dan inklusif. KBC juga mendorong guru untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih humanis dan membangun relasi yang sehat antara guru dan peserta didik.

“Permendikdasmen No. 11 dan No. 13 berisi tentang beban kerja guru dan pendekatan pembelajaran mendalam (Deep Learning). Sementara itu, melalui kurikulum berbasis cinta (KBC) kita berusaha mengisinya dengan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan keteladanan,” jelas Hj. Sitti Aisyah.

Beliau juga menegaskan bahwa penerapan KBC tidak mengurangi standar akademik, tetapi justru menjadi penguat dalam membentuk ekosistem pembelajaran yang bermakna dan berorientasi pada perkembangan akhlak mulia.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan